Asesmen dilakukan bekerja sama dengan tim dari Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Tapanuli Selatan, dengan metode observasi dan wawancara langsung kepada calon peserta. Sebanyak 50 orang warga binaan mengikuti asesmen ini sebagai langkah awal sebelum menjalani program rehabilitasi secara intensif.
Tim asesmen gabungan melakukan pendalaman terhadap latar belakang penggunaan narkotika, kondisi psikologis, hingga motivasi peserta dalam mengikuti program rehabilitasi. Pendekatan yang dilakukan secara humanis dan terbuka membuat warga binaan merasa nyaman dalam menyampaikan kondisi mereka.
Kepala Lapas Kelas IIA Sibolga, Novriadi, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari ikhtiar pembinaan yang menyeluruh dan berkelanjutan.
“Program rehabilitasi bukan sekadar pemulihan fisik dari ketergantungan narkotika, tetapi juga menyentuh aspek mental, sosial, dan spiritual warga binaan. Kita ingin menciptakan ruang-ruang perubahan yang nyata, dan asesmen ini adalah tahap penting untuk memastikan bahwa peserta yang terlibat memang siap dan memiliki keinginan untuk berubah,” ujar Novriadi.
Ia juga menegaskan bahwa program rehabilitasi ini adalah bentuk sinergi nyata antara Lapas dan BNNK Tapanuli Selatan dalam mendukung kebijakan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan untuk menciptakan lingkungan pemasyarakatan yang sehat dan bersih dari penyalahgunaan narkoba.
Dengan terlaksananya asesmen tahap II ini, diharapkan program rehabilitasi yang akan dijalani ke depan dapat lebih tepat sasaran, berdampak positif, dan menjadi titik balik bagi warga binaan untuk membangun kembali masa depan yang lebih baik. (Tim Humas Lasiga).