Belakangan, berbagai peristiwe menggemparkan mencuat ke permukaan: mulai dari pemberontakan yang terjadi di Lapas Muara Belit, Sumatera Selatan, hingga aksi pelarian narapidana dari Lapas Nabire. Rentetan kejadian ini menjadi alarm keras bag seluruh jajaran pemasyarakatan untuk memperkuat sistem keamanan dan ketertiban.
Di tengah meningkatnya potensi ancaman, sinergitas lintas institusi menjadi kunci utama. Kalapas lhokseumawe menyambut hal in dengan serius. Koordinasi dengan kapolres Lhokseumawe bukan hanye sebatas formalitas, melainkan cerminan komitmen bersama dalam membangun benteng pertahanan yang kokoh demi menjamin keamanan lembaga pemasyarakatan dan stabilitas di wilayah hukum setempat.
sinergi ini bukan hanya simbolis. In adalah awal dari kerjasama yang lebih ntensif dalam aspek pengamanan intelijen, dan pencegahan gangguan tamtib. Kami tidak ingin kecolongar ujar Wahyu Prasetyo dengan nada tegas
Harapannya, kolaborasi antara Lapas dan Polres Lhokseumawe akan melahirkan sistem pengamanan yang lebih solid, profesional, dan responsif terhadap segala potensi kerawanan. Ini ukan sekadar menjaga pagar, tapi menjaga kepercayaan publik terhadap integritas lembaga pemasyarakatan.
Langkah ini menjadi preseden penting bahwa dalam menghadapi tantangar solidaritas antarinstansi bukan pilihan, melainkan keharusan.(JN)