Meski panas menyengat dan keringat membasahi pakaian, setiap peserta menjalani rangkaian prosesi dengan penuh khidmat dan tanggung jawab Upacara ini bukan sekadar seremoni tahunan. la menjadi momentum sakral untuk meneguhkan kembali nilai-nilai luhur Pancasila dalam jiwa setiap insan, termasuk mereka yang tengah menjalani pembinaan di balik jeruji.
Pancasila tidak lagi dimaknai sebagai deretan lima sila semata, melainkan sebagai jiwa dari keberagaman, pijakan moral, serta kompas dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara.
Di tengah dinding-dinding tinggi dan kawat berduri, semangat kebangsaan justru tumbuh subur. Mengajarkan þahwa setiap manusia, betapapun latar belakangnya, memiliki hak dan kesempatan untuk bangkit dan berkontribusi bagi negeri. Hari ini, Pancasila hidup dan bernapas di Lapas Lhokseumawe. Menguatkan harapan, membangun kesadaran, dan menyatukan langkah menuju Indonesia yang adil, damai, dan bermartabat.(JN)