MEDAN
Manager Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan (UP2K) PLN UIW
Sumut Tumpal Hutapea mengatakan, anggaran proyek listrik tahun 2019 ini sekitar
Rp380 miliar, alokasi di Nias untuk 4 kabupaten, Taput, Tobasa, Samosir dan
Tapsel. Target tahun ini dibangun listrik desa di 118 desa.
Kendala terbesar akses jalan yang sulit, sehingga pembangunan sering tertunda.
Kita butuh akses jalan bisa dilalui kenderaan roda 4 untuk membawa material
seperti tiang beton dan travo, namun tidak semua desa bisa dimasuki roda 4,
sehingga adakalanya tiang dan travo digotong manusia, kata Tumpal pada acara
media Gathering Kelistrikan Korwalis di Sibolangit, Jumat (29/3). Dengan thema
“Mempererat kemitraan antara PLN dan wartawan wujudkan Sumut terang 2019”.
Hadir juga Manager Manager PLN UP3 Medan Lelan Hasibuan.
Kendala lainnya, pembebasan pohon masyarakat susah untuk ditebang, warga minta
ganti rugi,sementara ganti rugi untuk proyek lisdes tidak ada . Demikian juga
lahan-lahan perkebunan sulit untuk dapat ijin untuk dilintasi tiang dan
jaringan. Proses ijin sulit dalam negosiasi. Peraturan yang ada membuat lama
prosesnya. Seperti di kebun PT Lonsum, Bukit Melayu , desa Bukit Kijang. PTPN 4
Dusun 4, masih nego untuk dapat ijin. Demikian juga di hutan lindung (produksi,
TNGL, Konservasi). Berat prosesnya karena sesuai UU harus ada Amdal dan
ijin yang sulit. Buat Amdal saja butuh dana Rp700 juta, sementara nilai proyek
Lisdes itu per desa sekitar Rp300 juta. Juga seperti di Pakpak Barat, ada 30
pohon sawit, warga minta ganti rugi bila sawitnya ditebang.Sementara anggaran
Lisdes tidak ada untuk ganti rugi,katanya.
Kalau di Nias tantangannya lain lagi , sulit lahan warga untuk dilewati
jaringan lisdes. Kalau di Sumut, kecuali Nias sudah 95 persen desanya
berlistrik,katanya. (Dame)
Teks foto: Tumpal Hutapea yang
menjelaskan tentang Listrik Desa dan Manager UP3 PLN Medan Lelan
Hasibuan foto bersama wartawan.