MEDAN
PDAM Tirtanadi diminta menggali potensi sumber air
terbaru dan mempertahankan sumber air baku secara berkelanjutan serta menjaga
keseimbangan permintaan dan pemenuhan kebutuhan bagi pelanggan air di Medan.
Hal itu disampaikan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara (FEB USU) Prof Dr Ramli SE MS pada Fokus Grup
Diskusi (FGD) Perspektif Ekonomi Lingkungan Terhadap Kebelanjutan Potensi
Sumber Daya Air di Kota Medan dan Wilayah sekitarnya yang diselenggarakan
Program Studi Ekonomi Pembangunan USU dan PDAM Tirtanadi di ruang Micky Wijaya
Anwar Karim FEB USU, Senin (21/1).
FGD ini menghadirkan narasumber Dirut PDAM Tirtanadi
Sutedi Raharjo, Kepala Satker Cipta Karya Popy Pradianti Hastuty dihadiri
anggota Dewan Pengawas PDAM Tirtanadi T. Fahmi Djohan, Anggia Ramadhan, Kabid
Publikasi dan Komunikasi PDAM Tirtanadi Oktavia Anggraini dengan para panelis
dan akademisi USU.
Dalam kajian akademis Prof Ramli mengutarakan,
tingginya permintaan masyarakat yang tidak mampu dipenuhi oleh PDAM Tirtanadi
maka kedepan kondisi ini perlu mencari sumber air baru untuk memenuhi
permintaan air yang terus berkembang.
Dia menyarankan untuk menggali potensi sumber air
sungai, air danau, air bawah tanah, air laut secara simultan. Selain sumber air
tersebut jika dimungkinkan melakukan pengelolaan banjir lokal atau kiriman dari
pegunungan sebagai sumber air yang belum dikelola pemanfaatannya sebagai sumber
air.
Sebagai contoh katanya, Kota Madinah di Arab Saudi
menciptakan penyulingan air laut yang disuplai untuk kebutuhan air bersih.
“Pembangunan pipa besar untuk mengolah air laut untuk
memenuhi kebutuhan air masyarakat di Kota Madinah hendaknya bisa dicontoh oleh
PDAM Tirtanadi,” katanya.
Hal lain yang dapat dilakukan untuk memenuhi ketersediaan
air baku yakni dengan melakukan tindakan mengurangi tingkat kebocoran, mengajak
konsumen untuk menghemat pemakaian air, variasi produk misalnya menciptakan
produk kemasan air mineral yang dapat dipasarkan kepada masyarakat yang
memiliki keuntungan (laba).
Sementara akademisi Prof Dr Sa’ad Afifuddin
mengatakan, solusi mengatasi tren suplai yang rendah dan tren kebutuhan yang
tinggi sehingga tidak seimbang itu adalah memberdayakan pemanfaatan teknologi
dan kerjasama dengan perusahaan asing sekaligus mengadopsi teknologi dari luar
negeri untuk dikembangkan di PDAM Tirtanadi.
“FEB USU siap memberikan masukan dan mencari solusi
mengatasi krisis air dan membuat kajian akademik menyangkut peningkatan
cadangan air permukaan, sumber air resapan dan pengendalian banjir,” tambahnya.
Sedangkan pengamat lingkungan Jaya Arjuna mengatakan
yang perlu dibenahi dan diperbaiki di PDAM Tirtanadi adalah kerusakan sumber
air baku pegunungan di Sibolangit, sumber air sungai Belawan, sungai Delitua
dan sungai Klambir Lima yang kondisinya 30 persen sudah tidak layak dikonsumsi.
“Kita warga Medan tak ingin PDAM Tirtanadi sakit dan
krisis air. Karenanya aspek lingkungan harus diperbaiki jika sektor hulu rusak
maka berdampak pada sektor hilir dan ini menyangkut kelangsungan sumber air di
kemudian hari.
Menanggapi hal itu Dirut PDAM Tirtanadi Sutedi Raharjo
mengatakan, PDAM Tirtanadi sebagai operator, fokus menyediakan ketersediaan air
baku untuk keberlanjutan sumber daya air dengan pengelolaan air minum dan air
limbah bagi konsumen di Medan.
Selain itu, PDAM juga melakukan subsidi silang untuk
membantu masyarakat miskin, karenanya tarif airnya terendah dan termurah di
Indonesia . Khusus pengelolaan sumber air laut, di Indonesia belum ada PDAM
yang melakukannya.
Sutedi juga memberikan apresiasi kepada akademisi USU
yang sudah memberikan solusi dan masukan serta berhasrat untuk membantu PDAM
Tirtanadi mengembangkan potensi sumber air baku untuk mengatasi krisis air di
Medan dan wilayah sekitarnya. (Dame)
Teks
foto : Dirut PDAM
Tirtanadi Sutedi Raharjo memberikan plakat kepada Dekan FEB USU Prof Dr Ramli
SE MS.