MEDAN-Dekan Fisip USU Dr Muryanto Amin mengatakan, kalau
Ketua PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tidak mau lagi menjadi Ketua umum
PDI Perjuangan, maka sebagai penggantinya sangat cocok dan tepat adalah
Presiden Joko Widodo.
Namun,
perlu dingat, Megawati adalah sosok atau figur yang sangat kuat di PDI Perjuangan.
Jadi kalau Megawati masih mau tentu dia menjadi prioritas pertama melanjutkan
Ketua Umum PDI Perjuangan, kata Muryanto di Medan, Kamis (24/1) mengomentari
pendapat Direktur Eksekutif Charta Politica Yunanto Wijaya yang menilai
Presiden Jokowi menjadi salah satu nama dari luar trah Soekarno yang bisa
meneruskan kepemimpinan di PDI Perjuangan pada masa mendatang, menggantikan
Megawati Soekarno Putri.
Dikatakan
Muryanto, kalau PDI Perjuangan tidak bisa lagi mempertahankan atau Megawati
mundur, tentu restu dari Megawati terhadap penggantinya itu jadi mutlak. Walau
siapa bakal menggantikan Megawati harus dapat restu yang kuat dari Megawati.
Kalau
restu tidak ada dan pemilihan ketua umum diserahkan kepada pemilihan suara
langsung (pada Munas) , maka PDI Perjuangan harus mencari figur yang punya
catatan prestasi yang sangat bisa menyatukan semua faksi-faksi yang berbeda.
Tentu figur yang dekat ke situ adalah Jokowi yang bisa mengakomodasi itu.
Karena selain Presiden, Jokowi juga punya karakter yang khas,katanya.
Kalau
Ketua Umum diberikan pada Puan Maharani yang merupakan keturunan Soekarno tentu
kemampuannya belum sama dengan Jokowi untuk mengorganisir PDI Perjuangan, kata
Muryanto.
Menurut
Muryanto, kalau Megawati tidak maju lagi karena usia sudah 72 tahun, maka yang
paling dekat adalah Jokowi yang punya kemampuan untuk memberi penguatan kepada
PDI Perjuangan.
Apakah
kelak tidak mengganggu tugas Presiden bila Jokowi jadi ketua PDI Perjuangan ?
dijawab Muryanto, saya kira tidak. Karena itu tinggal mengatur waktu, kapan
mengurusi negara dan mengurus partai. Itu harus dibagi. Tak ada persoalan saya
kira, karena SBY juga dulu sewaktu Presiden adalah ketua Partai Demokrat,
katanya. (Dame)