Bos com,LUBUK PAKAM- Lapas Kelas IIB Lubuk Pakam resmi meluncurkan PEDULI (Pelayanan Kesehatan Cepat dan Inklusif untuk Disabilitas dan Lansia), sebuah inovasi layanan berbasis teknologi yang dirancang untuk memastikan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) mendapatkan penanganan kesehatan secara lebih cepat, responsif, dan manusiawi. Inovasi ini hadir sebagai jawaban atas kebutuhan layanan kesehatan yang ramah kelompok rentan, terutama WBP disabilitas, lansia, serta mereka yang memiliki kondisi medis tertentu.
Selama ini, proses pelaporan dan penanganan kesehatan masih membutuhkan waktu lebih panjang karena harus melewati beberapa tahapan manual. PEDULI menghadirkan solusi konkret dengan menghadirkan “Panic Button” sebagai sarana pemanggilan bantuan kesehatan secara real-time. Kalapas Kelas IIB Lubuk Pakam menyampaikan bahwa kehadiran PEDULI merupakan wujud komitmen Lapas dalam menghadirkan pelayanan publik yang berkualitas, akuntabel, dan berbasis kebutuhan masyarakat pemasyarakatan. “Kami ingin memastikan setiap WBP, khususnya kelompok rentan, mendapatkan perlindungan dan layanan kesehatan dengan cepat dan tanpa hambatan,” ujarnya.
PEDULI tidak hanya meningkatkan kecepatan layanan, tetapi juga memperkuat aspek transparansi, akuntabilitas, serta pendokumentasian layanan kesehatan. Aktivasi panic button, respon petugas, hingga tindakan medis dicatat secara sistematis sehingga dapat menjadi bahan evaluasi dan peningkatan layanan ke depan. Melalui PEDULI, Lapas Lubuk Pakam menegaskan komitmennya untuk menjadi lembaga pemasyarakatan yang adaptif terhadap teknologi, responsif terhadap kebutuhan kelompok rentan, serta terus meningkatkan kualitas pelayanan sebagai bagian dari Reformasi Birokrasi.
Inovasi ini menjadi langkah awal menuju Lapas yang modern, inklusif, dan berorientasi pada keselamatan serta kesejahteraan WBP. Ke depan, Lapas Lubuk Pakam akan terus melakukan monitoring, evaluasi, dan pengembangan sistem untuk memastikan PEDULI berjalan optimal dan memberikan dampak yang berkelanjutan.
Selain itu, program ini dirancang dengan mengedepankan pendekatan human-centered service, yang menempatkan kebutuhan WBP sebagai pusat pengembangan inovasi. Setiap proses, mulai dari desain alat, SOP, hingga simulasi penggunaan, disusun agar mudah dipahami dan digunakan oleh WBP dalam kondisi apapun.(JN)
