Kegiatan yang digelar bertujuan memberikan kesempatan pendidikan dasar yakni membaca, menulis dan berhitung kepada warga binaan yang sebelumnya belum menguasainya. Dengan demikian, warga binaan tidak hanya menjalani masa tahanan, tetapi juga dibekali bekal literasi agar lebih percaya diri saat kembalike masyarakat.
Kegiatan ini juga memiliki makna strategis bagi fungsi pemasyarakatan, bukan semata sebagai tempat menjalani pidana, tetapi sebagai lembaga pembinaan yang mendorong perubahan positif. Dengan menurunkan angka buta huruf di dalam lapas, diharapkan warga binaan memiliki kesempatan lebih baik dalam kehidupan setelah masa pidana selesai.
Pihak Lapas menegaskan bahwa literasi dasar akan menjadi landasan bagi pembinaan lain, seperti pelatihan kerja, penguatan kepribadian, serta orientasi ke masyarakat. Tantangan seperti keterbatasan waktu, tenaga instruktur maupun perbedaan kemampuan awal antar warga binaan menjadi perhatian agar program dapat berjalan dengan efektif.
Dengan program ini, Lapas Padangsidimpuan menunjukkan bahwa pembinaan intelektual warga binaan adalah bagian penting dari upaya pemasyarakatan yang inklusif dan manusiawi menjawab tantangan pendidikan dasar sekaliqus mempersiapkan warga binaan untuk kembali ke masyarakat dengan lebih siap dan bermartabat.(JN/Humas)
