Lapas Kelas I Medan diwakili oleh Kepala Bagian Tata Usaha, Nurma Yuliati, dalam kegiatan yang bertujuar neninqkatkan keterampilan warga Binaan di bidana tenun ulos--kain radisional khas Batak yang sarat akar ilai budava dan makna filosofis
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Wal Kota Medan. Rico Waas, didamping istri dan jajaran Pemerintah Kota Medan. Dalam kesempatan tersebut Wali Kota Medan juga bertindak sebagai saksi penandatanqanan erianjian kerja sama antara Lapas Perempuan Medan dengan sejumlah nitra strategis, seperti Dinas etenaqakeriaan Kota Medan. Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Sumatera Utara serta Balai Latihan Kerla
Program pelatihan ini tidak hanya bernilai seni dan budaya, tetapi juga meniadi sarana pemberdayaan ekonomi bagi warga binaan. Melalui keterampilan menenun yang diwariskan secara turun-temurun, para warqa inaan diharapkan mampu mengis waktu secara produktif sekaligus membangun kesiapan menuju reintegrasi sosial setelah menialani nasa pidana,
Sebagai tuan rumah, Lapas Perempuan Kelas IIA Medan menuniukkan komitmen penuh dalam pengembangan eqiatan ini. Sinerai antara lembaqa pemasyarakatan, pemerintah daerah pengrajın lokal, dan komunitas budaya nenjadi kunci keberlanjutan program pembinaan vanq inklusif dan berorientasi pada pelestarian budava nasional.
Kehadiran Lapas Kelas I Medan dalam keqiatan ini memperteqas semanqa kolaboratif antar Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan dalam mewujudkan sistem pembinaan yang humanis, produktif, dan berbasis nilai luhur budaya Indonesia.(JN)