Kalapas Kelas I Medan, Herry Suhasmin, mengapresiasi kerja keras para WBP yang telah merawat tanaman dengan tekun sejak masa pembibitan. Panen ini adalah hasil dari proses pembinaan yang berkelanjutan. Tidak ranya menghasilkan sayuran bergizi tetapi juga menanamkan keterampilan dan etos kerja kepada para WBP ungkapnya.
Herry Suhasmin juga menegaskan bahwa program hidroponik ini merupakan bagian dari dukungan terhadap kebijakan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Bapak Agus Andrianto, dalam menciptakan pembinaan yang produktif dan berdampak nyata. "Kami berharap keterampilan ini dapat menjadi bekal yang bermanfaat bagi para WBP setelah bebas nanti, sekaligus mendukung kebutuhan dapur Lapas dan mengurangi ketergantungan pada pasokan luar,'tambahnya.
Tanaman bayam dipilih karena memiliki siklus tanam yang cepat, bernilai gizi inggi, dan cocok untuk pengembangar hidroponik skala Lapas. Hasil panen digunakan untuk konsumsi internal dan menjadi bagian dari program pemberdayaan ekonomi berbasis pertanian.
Lapas Kelas I Medan optimis untuk terus mengembangkan pertanian idroponik sebagai bagian dari strateg pembinaan yang berkelanjutan, mandiri, dan berorientasi masa depan bagi para WBP.(JN)