Ketua TP PKK dan Pengajian Sejuta Umat Serta Besan Presiden Berkurban Di Nelayan Indah

MEDAN - BOS : Sebagai  wujud  rasa kepedulian sekaligus  ingin berbagi terhadap sesama, Ketua TPP PKK Kota Medan  Hj Rita Maharani SH bersama ibu-ibu pengajian yang tergabung  dalam Pengajian Sejuta Umat berkurban 7 ekor lembu, Kamis (23/8).  Ada tiga lokasi yang menjadi tempat penyembelihan ketujuh ekor hewan kurban tersebut. Selain di halaman Masjid Jamik Hanafiah, Kelurahan Nelayan Indah, Kecamatan Medan Labuhan,  penyembelihan juga dilaksanakan di dua lokasi lainnya yakni kawasan Pantai Labu dan Sei Semayang.

Dihalaman Masjid Jamik Hanafiah, lembu yang disembelih satu ekor  bewarna hitam kecoklat-coklatan dengan ukuran cukup besar.  Di tempat itu juga, besan Presiden Joko Widodo, Ny Ade Hanafiah Siregar juga berkorban dua ekor lembu. Dimana satu ekor merupakan lembu kurban dari anaknya Bobby Afif Nasution dan menantunya Kahiyang Ayu, sedangkan satu ekor lagi  merupakan kurban Ny Ade beserta anggota keluarganya yang lain.

Penyembelihan dilakukan sekitar pukul 11.30 WIB setelah  Ketua TP PKK beserta ibu-ibu Pengajian Sejuta Umat  bersama keluarga besar  Ny Ade Hanafiah tiba di halaman Masjid Jamik Hanafiah.  Sebelum disembelih, panitia kurban pun membacakan nama-nama pengurban. Setelah itu satu persatu hewan kurban disembelih diiringi kalimah takbir disksikan seratusan jamaah masjid dan warga sekitar.

Hj Rita bersama Ny Ade Hanafiah beserta Ketua Pengajian Sejuta Umat Hj Zunaidar Ristanto dan beberapa ibu pengajian langsung mendekati hewan kurban yang baru disembelih.  Mereka selanjutnya mengelus-elus hewan kurban itu seraya memanjatkan doa dalam hati agar Allah SWT menerima kurban yang dilakukan dengan penuh keikhlasan tersebut.

Usai penyembelihan ketiga ekor lembu tersebut, Hj Rita Maharani yang juga menjabat sebagai Pembina Pengajian Sejuta Umat selanjutnya memaparkan, ketujuh ekor hewan kurban yang disembelih merupakan  kurban dari ibu-ibu pengajian. Selain ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan menjalankan perintah-Nya, juga ingin merekatkan tali silaturahmi sekaligus ingin berbagi terhadap sesama melalui berkurban.

“Dengan berkurban, kita ingin berbagi dengan saudara-saudara kita, terkhusus mereka yang hidup kekurangan agar dapat merasakan daging kurban bersama anggota keluarganya masing-masing di Hari Raya Idul Adha 1439 H. Di samping itu melalui berkurban, kita juga ingin meneladani sifat Nabi Ibrahim yang sangat ikhlas  melaksanakan perintah Allah SWT untuk mengurbankan putranya Nabi Ismail,” kata Hj Rita.

Oleh karenanya  sikap  kerelaan dan keikhlasan dalam berkurban tersedbut,  harapnya, dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. “Sekecil apapun yang kita kurbankan dengan penuh keikhlasan semoga dapat membahagiakan keluarga maupun masyarakat sekitar, terutama saudara-saudara kita yang  hidup dalam kekurangan karena mereka senantiasa sangat mengharapkan dan membutuhkan uluran tangan dari kita,” pesannya.

Sedangkan menurut Ny Ade Hanafiah Siregar, kurban  yang  dilakukan di halaman Masjid Jamik Hanafiah merupakan kegiatan rutin setiap kali Hari Raya Idul Adha tiba. Dirinya bersama anak dan anggota keluarga lainnya selalu berkurban untuk berbagi dengan warga sekitar.  Apalagi, ungkapnya, Masjid Jamik Hanafiah  dibangun oleh almarhum suaminya agar warga sekitar merasa lebih tenang, nyaman dan khusuk saat melaksanakan shalat lima waktu berjamaah.

"Insha Allah setiap tahun kita beserta selalu berkurban di tempat ini. Untuk tahun ini, kita berkurban dua ekor lembu. Satu ekor lembu kurban dari anak saya Bobby dan menantu saya Kahiyang Putri, sedangkan satu ekor lagi merupakan kurban saya bersama anggota keluarga lainnya. Semoga kurban yang kita  lakukan ini memberikan manfaat bagi warga sekitar.” Jelas Ny Ade. (rom)
Lebih baru Lebih lama