MEDAN
Belt Conveyor (konveyor sabuk)
biasanya sering dipakai di bidang industri baik pengemasan, fabrikasi maupun
pertambangan.Dalam perencanaan tambang, alat angkut material ini merupakan
penentu persyaratan dalam mencapai sasaran pelaksanaan kegiatan pertambangan.
Hal itu dikatakan Sudarsono pada
Seminar Umum tentang Belt Conveyor dalam Perencanaan Tambang yang
diselenggarakan Fakultas Teknologi Mineral jurusan Teknik Geologi Institut Teknologi
Medan (ITM) di kampus ITM, Sabtu (23/3). Kegiatan itu dihadiri Ketua Jurusan
Geologi ITM Said Muzambiq.
Menurutnya, ada tahap
persiapan kegiatan pertambangan yang harus dilakukan sebelum memindahkan
material yakni penaksir cadangan bahan tambang, pemilihan metode dan penetapan
batas-batas pertambangan, jadwal produksi.
Kemudian, perancangan tempat
penimbunam material limbah, pembuatan stockpile, dan pengaliran tambang,
perancangan dan pemeliharaan jalan angkut, perhitungan kebutuhan alat dan
tenaga kerja, perhitungan biaya modal dan operasi, serta evaluasi
finansial.
Sudarsono, alumni ITM jurusan
Geologi ini menjelaskan keuntungan menggunakan Belt Conveyor dalam industri
pertambangan, menurunkan biaya produksi saat memindahkan barang dari satu
tempat ke tempat yang lain.Namun butuh sedikit tempat untuk memasang Belt
Conveyor. Menurunkan polusi udara, karena tidak diperlukan kendaraan atau
perangkat lain yang digerakkan oleh manusia.
Menggunakan Belt Conveyor tak kalah pentingnya juga dapat mengurangi
angka kecelakaan kerja, karena operator menggerakkan melalui panel kontrol. Dan
yang terakhir menurunkan biaya perawatan.
Dia juga menjelaskan faktor-faktor
pemilihan Belt Conveyor yakni karakteristik material yang akan diangkut. Ini
sangat penting, sebab setiap material yang dibawa Belt Conveyor berbeda.
Kondisi site untuk menentukan
jarak, ketersediaan angkutan yang sudah ada, ketersediaan sumberdaya listrik,
dan pertimbangan teknik, ekonomis, serta lingkungan.
Sedangkan isu utama di Belt
Conveyor adalah carryback dimana material jatuh sepanjang jalan, sehingga
banyak terbuang. Dampaknya yang tadinya alat tersebut normal, menjadi tidak
normal. Tarikannya makin besar yang menyebabkan konsumsi BBM tinggi.
Lalu, mitracking di mana
penyanggah atau tiang menjadi keropos (terkikis) oleh material. Kemudian spillage,
material tumpah ke kiri dan kanan serta slippage (lari ke kanan).
Sementara untuk menyambung Belt Conveyor menggunakan chemical (pakai lem) dan
mechanic.
Usai memaparkan makalahnya,
Sudarsono meminta kepada mahasiswa jangan terlalu kaku, karena geologi
sekarang berkembang, tinggal prosesnya saja.
"Jangan putus asa.
Gunakan filosofi segitiga dan kita harus di atasnya. Ada kesempatan segera
manfaatkan," tandasnya.
Mahasiswa geologi juga harus
kompetitif. Usahakan Bahasa Inggris lancar. "Soalnya saat masuk dunia
kerja, mayoritas menggunakan Bahasa Inggris," katanya. (Dame)
Teks foto : Narasumber Seminar Umum Sudarsono
memaparkan makalahnya dihadapan mahasiswa geologi ITM.