Wujudkan Medan Sebagai Kota Para Penikmat Kopi

MEDAN - BOS : Wali Kota Medan  Drs H T Dzulmi Eldin S MSi optimis Kota Medan siap menjadikan kopi sebagai salah satu komoditas penggerak roda masyarakat,  baik dalam bisnis berskala kecil maupun menengah.  Optimisme ini tidak terlepas karena menjamurnya kedai  kopi di ibukopta Provinsi Sumatera Utara saat ini. Diharapkan, Kota Medan nantinya dapat menjadi salah satu tempat para pecinta kopi untuk mendapatkan berbagai jenis kopi dengan kualitas tinggi yang berasal dari berbagai tempat di Sumut.                                       

Diungkapkan Wali Kota, Sumut beruntung karena memiliki banyak tempat penghasil kopi berkualitas tinggi. Bahkan, kopi jenis robusta dan arabica asal Sumut sudah terkenal ke seluruh penjuru nusantara, bahkan hingga mancanegara.  Untuk mendapatkan kopi berkualitas tinggi tersebut, Wali Kota mengatakan para penikmat kopi tidak perlu mendatangi daerah yang menjadi sentra pengahsil kopi.

"Para penikmat kopi cukup mendatangi Kota Medan, sebab di kota ini telah tersedia kopi jenis robusta maupun arabica yang berasal dari seluruh daerah sentra penghasil kopi di Sumut.  Oleh karenanya kita berharap Medan dapat menjadi kota kopi sehingga para penikmat kopi  dapat menikmati aneka cita rasa kopi yang memiliki kualitas tinggi,” kata Wali Kota diwakili Kadis Perdagangan Kota Medan Syarif Armansyah Lubis ketika membuka Medan International Coffe Festival (MICF) Tahun 2018 d Hermes Place Jalan Monginsidi Medan, Jumat (13/7).

Guna mewujudkan hal itu, Wali Kota mengajak semua bergandengan tangan melestarikan dan mempromosikan keunikan citra rasa kopi khas Sumut ke dunia internasional sehingga semakin populer dan kiat bermartabat.  Oleh karenanya Wali Kota sangat mengapresiasi kembali digelarnya MICF, sebab event ini merupakan salah satu upaya untuk mempromosikan seluruh kopi asal Sumut.

Disamping itu tambah Wali Kota lagi, sudah saatnya promosi kopi dilakukan secara masif mulai pintu masuk Kota Medan dari Bandara Kuala Namu  sampai  seluruh Kota Medan. Dengan demikian para pendatang, terutama wisatawan baik lokal maupun mancanegara sadar dan mengerti bahwa Sumut, khususnya Kota Medan  bukan hanya terkenal akan kelezatan kuliner maupun buah durian, tetapi juga sebagai tempat para pecinta kopi karena menyajikan berbagai jenis kopi berkualitas tinggi.

Kemudian Wali Kota pun berharap kepada para pengusaha maupun pecinta kopi agar lebih peduli terhadap nasib para petani kopi di Tanah Air, terutama Sumut. “Kepedulian kita akan menentukan tingkat kesejahteraan para petani kopi demi menjamin tersedianya stok kopi berkualitas  tinggi  pada masa mendatang, terutama di Kota Medan,”  ujar Armansyah menyampaikan harapan tertulis Wali kota.

Harapan ini disampaikan Wali Kota, sebab dia melihat para petani kopi saat ini banyak yang menyerahkan proses pasca panen kepada pohak lain akibat keterbatasan sumber daya. Terkadang, hasil 1 kg panen kopi hanya dihargai Rp.5.000. Padahal proses pengolahan kopi pasca panen biji kopi inilah yang melekatkan nilai tambah  maksimal.  “Setelah jadi bubuk kopi, harganya bisa mencapai Rp.50.000 sampai ratusan ribu perkilogramnya,” ungkapnya.

Sementara itu menurut Aziza Fazira selaku Ketua Panitia MICF 2018, even yang digelar ini merupakan edisi kelima sejak kali  pertama digelar tahun 2014.  Untuk tahun ini,  pihaknya menampilkan 40 stand yang siap menyajikaan dan menyuguhkan aneka kopi berkualitas tinggi dari seluruh penjuru Sumut.

"Melalui MICF, kita ingin menggalakan kopi Indonesia untuk dicintaidi negerinya sendiri. Sebab, kopi kita yang berkualitas tinggi ini nhanya dinikmati para epcinta kopi dari luar negeri, sedangkan, pecinta kpi di Tanah Air, terutama anak-anak muda sangat kurang. Untuk itu dalam MICF 2018, kita sengaja mengusung tema, “ Kopi Kita Milik Siapa?”,” Jelas Fazira.

Kondisi itulah, terang Fazira,  membuat anak muda saat ini kurang meneganl yang namanya kopi lintong, kopi mandailing maupun kopi sidikalang. Padahal kopi dengan kualitas tinggi ini sumbernya dari Kota Medan, sebab  Kota Medan merupakan pintu gerbang masuknya kopi seluruh daerah sentra penghasil kopi di sumut.

Atas dasar itulah dalam pembukaan MICF 2018, Fazira mengatakan, mereka  ingin memberikan 10.000 tanda tangan untuk disampaikan ke pusat sehingga menjadi pekerjaan rumah nasional agar kopi dicinta seluruh anak negeri baik itu petani kopi, mahasiswa, pemuda, pengusaha, pelaku industri kopi.

Selain Kadis Perdagangan, pembukaan MICF 2018 turut dihadiri Kadis Pariwisata Agus Suriono,  Camat Medan Polonia Agha  Novrian, unsur Forkopimda Kota Medan serta para penikmat dan pecinta kopi di Kota Medan. Usai membuka MICF, Kadis Perdagangan bersama Kadis Pariwisata serta panitia meninjau seluruh stad  yang menyediakan aneka jenis kopi berkualitas tinggi dari sleuruh Sumut. (rom)
Lebih baru Lebih lama