Mencegah Wisata Maut, Pemkab Karo Harus Fokus Benahi Perijinan Bangunan Wisata

MEDAN - BOS : Tragedi tewasnya 7 orang mahasiswa UNPRI akibat diterjang tanah longsor di pemandian air panas Raja Berneh Tanah Karo hendaknya jangan lagi berulang dan ini menjadi pelajaran berharga. Pemkab Karo untuk segera membenahi perijinan dan keamanan bangunan di daerah wisata. Hal tersebut di katakan akademisi USU Roy Fachraby Ginting SH MKn di kampus USU Padang Bulan Medan, Selasa  (4/12).

Hal yang sangat mendesak menurut Roy adalah dengan segera membentuk team penertiban bangunan wisata yang tidak berijin, bangunan yang tidak aman dan rawan runtuh dan rawan bencana dan ini semua demi menjaga citra masa depan wisata Karo dan jangan sampai wisata Karo di cap sebagai daerah tujuan wisata maut dan tidak aman yang tentu hal ini akan sangat berbahaya bagi masa depan Tanah Karo menjadi daerah unggulan wisata di Sumatera Utara.

Selanjutnya aparat Polri segera melakukan tindakan hukum untuk melakukan penyidikan yang transparan dan publik menunggu hal itu terlebih keluarga korban yang tewas dan luka luka dan musibah ini tentu harus di pertanggung jawabkan di depan hukum bila ada kesalahan pelanggaran hukum baik dalam hal kelayakan bangunan, perijinan dan kecerobohan tentu perlu di selidiki aparat penegak hokum,katanya.

Roy juga meminta Bupati Karo segera kembali menata keselamatan bangunan wisata  di Karo. Contohnya bangunan di sepanjang “Puncak Penatapen”, yang saat ini pesat dengan berbagai bentuk dengan bangunan menjorok ke jurang sebagai wahana wisata selfi selfi, jual jagung bakar/rebus dan minuman.

Hal ini sangat penting mengingat daya tampung bangunan dengan posisi bangunan di tepi jurang tentu akan sangat berbahaya bila tidak dicek kekuatannya di samping perijinannya,kata Roy.(Dame)
Lebih baru Lebih lama